Anak Allah dan Anak-Anak Allah (Kristologi Menurut 1 Yohanes dan Maknanya bagi Orang Percaya)

Abstract

Perbedaan pandangan antara latar belakang Yahudi dan Helenistik berkontribusi pada ketidakharmonisan di antara komunitas orang percaya. Rasul Yohanes mengingatkan bahwa sebagai individu yang menerangi kehidupan, orang percaya diwajibkan hidup saling mengasihi. Yohanes menegaskan hal ini dan memberi koreksi terkait pemahaman yang salah tentang Kristus. Dalam Surat 1 Yohanes, dinyatakan bahwa Allah adalah kasih, dan sebagai individu yang tercerahkan, orang percaya diharapkan hidup dengan saling mengasihi. Perbedaan pandangan tidak seharusnya mengakibatkan perpecahan yang menghancurkan ikatan cinta di antara orang percaya. Isu utama dalam penulisan ini adalah (1) tentang hubungan antara Yesus dan Allah Bapa, dan bagaimana Yesus sebagai Anak Allah menjadi juru selamat dosa manusia. (2) Di sisi lain, dalam bagian-bagian lain dari 1 Yohanes (seperti 1 Yohanes 3:1), ditemukan istilah "anak-anak Allah" yang merujuk pada semua orang yang percaya pada Yesus Kristus. Ini menggarisbawahi bahwa melalui iman pada Kristus, orang percaya menjadi anak-anak Allah dan memiliki ikatan yang kuat dengannya. (3) Membentuk kehidupan rohaniah orang percaya, serta bagaimana peran Roh Kudus dalam membimbing dan memberi kekuatan pada mereka. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang melibatkan pendekatan mendalam dan deskriptif dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data, serta menggunakan metode kepustakaan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengenal Allah sebagai sumber kasih dan hidup dalam komunitas kasih dengan sesama saudara seiman. Selain itu, juga untuk menyuarakan kebenaran sambil mengajak untuk bergabung. Ajakan ini tidak hanya berlaku bagi kalangan Yohanes atau orang-orang sezamannya dengan Rasul Yohanes, tetapi juga berlaku bagi semua orang. Allah mengasihi semua orang dan mengundang siapapun untuk bergabung dalam persekutuan dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus.